Pekerjaan di bidang pengembangan kurikulum inklusi melibatkan perancangan dan penyusunan kurikulum yang inklusif untuk memenuhi kebutuhan pendidikan semua siswa.
Tugas utama meliputi mengidentifikasi kebutuhan dan potensi siswa, merancang strategi pembelajaran yang inklusif, serta mengembangkan bahan ajar yang dapat digunakan oleh semua siswa.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan kolaborasi dengan tenaga pendidik, kepala sekolah, dan pihak terkait lainnya untuk memastikan implementasi kurikulum inklusi yang efektif dan berkelanjutan.
Seorang yang cocok untuk posisi staf pengembangan kurikulum inklusi adalah seseorang yang memiliki pengetahuan mendalam tentang kebutuhan siswa dengan kebutuhan khusus, mampu berpikir kreatif dalam merancang kurikulum yang inklusif, dan memiliki keterampilan dalam bekerja sama dengan guru dan staf lainnya.
Kemampuan analitis yang kuat dan kemampuan mengelola proyek juga merupakan hal penting untuk pekerjaan ini, karena staf pengembangan kurikulum inklusi akan bertanggung jawab terhadap perencanaan, implementasi, dan evaluasi kurikulum inklusi.
Orang yang tidak cocok dengan pekerjaan ini adalah mereka yang kurang memiliki pemahaman tentang kebutuhan dan hak-hak anak yang berkebutuhan khusus, serta tidak memiliki kemampuan untuk merancang dan mengembangkan kurikulum yang inklusif.
Miskonsepsi tentang staf pengembangan kurikulum inklusi adalah bahwa mereka hanya perlu mengikuti panduan yang sudah ada. Padahal, mereka harus secara aktif terlibat dalam penelitian dan inovasi untuk menciptakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan inklusi siswa.
Ekspektasi terkadang berbeda dengan realita dalam profesi staf pengembangan kurikulum inklusi. Banyak yang berharap mereka hanya perlu bekerja di dalam kelas, padahal sebenarnya mereka harus berkolaborasi dengan banyak pihak, seperti guru, orang tua, dan ahli lainnya untuk mencapai tujuan inklusi.
Perbedaan dengan profesi yang mirip, seperti guru inklusi, adalah staf pengembangan kurikulum inklusi lebih terfokus pada merancang dan mengembangkan kurikulum yang inklusif untuk seluruh sekolah atau distrik. Sementara guru inklusi lebih fokus pada implementasi kurikulum inklusi di kelas dan memberikan dukungan langsung kepada siswa dengan kebutuhan khusus.