Seorang ahli biomedis dalam kesehatan reproduksi bertanggung jawab untuk melakukan penelitian dan pengembangan dalam bidang reproduksi manusia.
Tugas utamanya meliputi mempelajari gangguan reproduksi, menguji dan mengembangkan metode diagnosa dan pengobatan, serta menyusun laporan hasil penelitian.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan kerjasama dengan tim medis lain dan berinteraksi dengan pasien untuk memberikan pengobatan dan konseling terkait masalah reproduksi.
Seorang ahli biomedis dalam kesehatan reproduksi harus memiliki pengetahuan mendalam dalam bidang biologi dan ilmu kedokteran, serta kemampuan analisis yang baik dalam menginterpretasikan data laboratorium. Mereka juga harus memiliki keterampilan komunikasi yang baik, baik dalam berinteraksi dengan pasien maupun dalam berkolaborasi dengan tim medis lainnya.
Orang yang tidak cocok dengan pekerjaan ini adalah seseorang yang tidak memiliki minat atau pengetahuan yang cukup dalam bidang biomedis dan kesehatan reproduksi.
Miskonsepsi tentang ahli biomedis dalam kesehatan reproduksi adalah mereka hanya berurusan dengan masalah infertilitas. Namun, kenyataannya, mereka juga terlibat dalam pencegahan penyakit menular seksual serta penelitian tentang kondisi reproduksi lainnya.
Ekspektasi yang salah tentang ahli biomedis dalam kesehatan reproduksi adalah mereka akan segera menemukan solusi bagi pasangan yang mengalami masalah kehamilan. Padahal, diagnosa dan perawatan bisa memakan waktu lama dan terkadang tidak ada jaminan keberhasilan.
Hal yang membedakan ahli biomedis dalam kesehatan reproduksi dengan profesi yang mirip, seperti bidan atau dokter kandungan, adalah fokus mereka yang lebih terarah pada aspek biomedis dan penelitian ilmiah dalam bidang kesehatan reproduksi, bukan hanya memberikan perawatan secara klinis kepada pasien.