Pekerjaan sebagai ahli penanganan trauma pada anak dan remaja melibatkan melakukan evaluasi dan diagnosis terhadap anak atau remaja yang mengalami trauma.
Tugas utama meliputi memberikan dukungan emosional, menyediakan intervensi psikologis, dan mengembangkan rencana perawatan yang sesuai untuk membantu anak atau remaja mengatasi dampak traumatik.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan kerja sama dengan orang tua, guru, dan pihak terkait lainnya untuk menyediakan lingkungan yang aman dan mendukung proses pemulihan anak atau remaja yang mengalami trauma.
Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan sebagai ahli dalam penanganan trauma pada anak dan remaja adalah seseorang yang memiliki pemahaman mendalam tentang psikologi anak dan remaja, memiliki empati yang tinggi, serta memiliki keterampilan dalam membantu mereka mengatasi pengalaman trauma.
Dalam pekerjaan ini, seorang ahli trauma perlu memiliki kemampuan mendengarkan yang baik, sensitif terhadap perasaan klien, dan mampu membantu mereka membangun kembali kepercayaan diri dan ketahanan mereka.
Orang yang tidak cocok dengan pekerjaan ini adalah seseorang yang tidak memiliki empati, sulit menghadapi emosi kuat dari anak-anak dan remaja, serta tidak memiliki kesabaran dalam menangani situasi yang sulit.
Ekspektasi yang salah tentang profesi ahli dalam penanganan trauma pada anak dan remaja adalah bahwa mereka hanya perlu memberikan nasihat atau dukungan moral kepada klien mereka. Padahal, pekerjaan mereka jauh lebih kompleks dan melibatkan perencanaan dan implementasi strategi intervensi yang sesuai dengan kebutuhan individu.
Dalam realita, ahli dalam penanganan trauma pada anak dan remaja akan menghadapi tantangan yang kompleks, seperti gangguan mental yang mendalam atau trauma yang sangat parah. Mereka juga harus beradaptasi dan bekerja sama dengan berbagai anggota tim multidisiplin termasuk tenaga medis, guru, dan orang tua.
Perbedaan dengan profesi yang mirip, seperti psikolog klinis atau terapis, adalah bahwa ahli dalam penanganan trauma pada anak dan remaja memiliki pengetahuan dan keterampilan spesifik dalam mengatasi gangguan yang timbul akibat trauma pada populasi anak dan remaja. Mereka juga cenderung memiliki keahlian dalam memahami dan menerapkan pendekatan trauma-informed untuk mengurus korban trauma.