Pekerjaan sebagai ahli manajemen risiko energi terbarukan melibatkan analisis dan evaluasi resiko yang terkait dengan proyek energi terbarukan.
Tugas utama meliputi identifikasi potensi resiko, penyusunan strategi manajemen resiko, dan implementasi langkah-langkah pemitigasian resiko.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan pemantauan dan evaluasi terhadap efektivitas strategi manajemen resiko yang telah diimplementasikan.
Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan Ahli Manajemen Risiko Energi Terbarukan adalah seorang yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang energi terbarukan, memiliki kemampuan analisis yang kuat, serta mampu mengambil keputusan yang tepat dan strategis dalam mengelola risiko energi terbarukan.
Dalam pekerjaan ini, seorang kandidat juga harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik, serta kemampuan untuk bekerja dengan berbagai pihak, termasuk pelaku bisnis energi terbarukan, pemangku kepentingan, dan regulator.
Jika Anda tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang energi terbarukan atau kurang memiliki minat dalam mengelola risiko, Anda mungkin tidak cocok dengan pekerjaan sebagai ahli manajemen risiko energi terbarukan.
Ekspektasi: Sebagai ahli manajemen risiko energi terbarukan diharapkan dapat memberikan solusi lengkap untuk mengatasi semua risiko yang mungkin terjadi dalam penggunaan energi terbarukan.
Realita: Sebenarnya, ahli manajemen risiko energi terbarukan hanya dapat membantu mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang ada, namun tidak memiliki otoritas untuk menghilangkan risiko secara langsung.
Perbedaan dengan profesi mirip: Ahli manajemen risiko energi terbarukan berbeda dengan ahli energi terbarukan. Ahli energi terbarukan bertanggung jawab untuk merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan solusi energi terbarukan, sedangkan ahli manajemen risiko bertanggung jawab untuk mengelola risiko yang terkait dengan penggunaan energi terbarukan.
Miskonsepsi: Salah satu miskonsepsi tentang profesi ini adalah bahwa ahli manajemen risiko energi terbarukan hanya perlu fokus pada aspek teknis. Padahal, mereka juga harus memiliki pemahaman yang kuat tentang aspek keuangan, ekonomi, dan regulasi yang terkait dengan energi terbarukan.