Pekerjaan sebagai koordinator program kesehatan di organisasi non-pemerintah mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program-program kesehatan yang ditujukan untuk masyarakat.
Tugas utama meliputi koordinasi tim, pengumpulan dan analisis data kesehatan, penyusunan laporan program, serta pemantauan dan evaluasi keberhasilan program kesehatan.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan pembuatan proposal proyek kesehatan, kerjasama dengan mitra dan stakeholder terkait, serta memastikan kesesuaian program dengan kebutuhan masyarakat yang dilayani.
Profil orang yang cocok untuk menjadi koordinator program kesehatan di organisasi non-pemerintah adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang kesehatan masyarakat serta memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik untuk mengkoordinasikan program-program kesehatan yang kompleks dan beragam.
Selain itu, seorang kandidat juga harus memiliki keterampilan komunikasi yang baik untuk bekerjasama dengan berbagai pihak seperti tim internal, mitra kerja, dan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan program kesehatan yang telah ditetapkan.
Seseorang yang tidak memiliki minat atau kepedulian terhadap kesehatan masyarakat serta kurang mampu bekerja dalam tim dan menjalin kerjasama dengan mitra non-pemerintah akan tidak cocok dengan pekerjaan sebagai koordinator program kesehatan di organisasi non-pemerintah.
Miskonsepsi ekspektasi: Seorang koordinator program kesehatan di organisasi non-pemerintah diharapkan dapat mengatasi semua masalah kesehatan dalam waktu singkat, padahal kenyataannya pekerjaan ini memerlukan kerja tim yang terkoordinasi dengan terbatasnya sumber daya.
Miskonsepsi realita: Banyak yang mengira bahwa pekerjaan koordinator program kesehatan hanya berkutat pada administrasi dan tidak berhubungan langsung dengan masyarakat, padahal sebenarnya mereka juga terlibat dalam sosialisasi, pelatihan, dan pemantauan kegiatan kesehatan.
Perbedaan dengan profesi yang mirip: Profesi koordinator program kesehatan lebih fokus pada pengelolaan program dan kerja sama dengan organisasi dan pemangku kepentingan terkait, sedangkan tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat lebih fokus pada pemberian layanan langsung kepada pasien.