Pekerjaan sebagai pembina kesenian karawitan di lembaga kemanusiaan melibatkan pengajarannya tentang seni tradisional Jawa kepada anggota lembaga.
Tugasnya mencakup pengajaran teknik dasar dalam memainkan alat musik karawitan, seperti gamelan, serta pengajaran dalam menyanyikan dan menari lagu-lagu tradisional.
Selain itu, pekerjaan ini juga mencakup pengorganisasian pertunjukan dan penampilan kesenian karawitan di dalam dan luar lembaga untuk memperkenalkan seni tradisional kepada masyarakat luas.
Profil orang yang cocok untuk menjadi pembina kesenian karawitan di lembaga kemanusiaan adalah seorang yang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam bidang musik tradisional Indonesia, memiliki kemampuan untuk mengajar dan membimbing siswa dengan baik, serta memiliki minat dalam bidang pekerjaan yang berhubungan dengan kemanusiaan.
Dalam posisi ini, kandidat juga diharapkan memiliki kemampuan komunikasi yang baik, empati terhadap permasalahan sosial, dan mampu beradaptasi dengan berbagai kalangan.
Orang yang tidak cocok dengan pekerjaan ini adalah mereka yang tidak memiliki pengetahuan dan minat dalam seni karawitan.
Miskonsepsi tentang profesi Pembina Kesenian Karawitan di lembaga kemanusiaan adalah bahwa mereka hanya fokus pada mengajar dan membimbing siswa dalam hal musik dan tarian, padahal sebenarnya mereka juga memiliki tanggung jawab dalam membangun karakter dan pengembangan potensi individu.
Ekspektasi umum adalah bahwa Pembina Kesenian Karawitan akan memiliki waktu luang yang banyak untuk berkarya secara pribadi, namun kenyataannya mereka sering terlibat dalam berbagai proyek dan tugas di luar ruang kelas, seperti pertunjukan, penelitian, dan kerja sama institusional.
Perbedaan dengan profesi yang mirip, seperti guru musik, adalah bahwa Pembina Kesenian Karawitan memiliki keahlian khusus dalam seni tradisional karawitan, sehingga mereka berfokus pada mempertahankan dan mengajarkan keaslian budaya, sedangkan guru musik umumnya bekerja dengan berbagai jenis musik dan instrumen.