Sebagai penasehat konsultasi keluarga Islam, pekerjaan melibatkan memberikan nasihat dan konsultasi kepada keluarga-keluarga Muslim dalam berbagai hal terkait dengan kehidupan keluarga dan agama.
Tugas utama meliputi mendengarkan masalah dan kekhawatiran keluarga, memberikan penjelasan dan nasihat dalam hal agama, pernikahan, pendidikan anak, dan hubungan antara orang tua dan anak.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan memberikan dukungan emosional dan membantu keluarga untuk memecahkan masalah serta menjaga keharmonisan dan kesejahteraan keluarga dalam kerangka nilai-nilai Islam.
Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan Penasehat Konsultasi Keluarga Islam adalah seorang yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang norma-norma agama Islam dan memiliki pengalaman dalam memberikan nasihat dan bimbingan kepada keluarga Muslim.
Mereka harus memiliki keterampilan mendengarkan yang baik dan empati yang tinggi untuk dapat memahami masalah yang dihadapi oleh anggota keluarga yang mereka layani.
Jika Anda tidak memiliki pengetahuan yang cukup dalam ajaran agama Islam atau kurang memiliki empati dan kemampuan mendengarkan yang baik, maka Anda tidak cocok sebagai Penasehat Konsultasi Keluarga Islam.
Miskonsepsi tentang profesi Penasehat Konsultasi Keluarga Islam adalah bahwa mereka hanya memberikan nasihat agama dan tidak memperhatikan aspek lain dalam kehidupan keluarga. Namun, dalam realitasnya, mereka juga mempertimbangkan aspek sosial, psikologis, dan budaya dalam memberikan konseling keluarga.
Ekspektasi yang salah tentang profesi ini adalah bahwa Penasehat Konsultasi Keluarga Islam memiliki solusi instan untuk semua masalah dalam keluarga. Namun, kenyataannya, mereka bekerja sama dengan keluarga untuk menganalisis masalah, menggali akar permasalahan, dan mengembangkan strategi jangka panjang untuk pemulihan keluarga.
Perbedaan dengan profesi yang mirip, seperti Imam atau Ustadz, adalah bahwa Penasehat Konsultasi Keluarga Islam lebih fokus pada masalah keluarga secara khusus. Mereka memiliki pendekatan yang lebih terfokus pada hubungan antara suami-istri, orangtua-anak, dan dinamika keluarga secara keseluruhan, sementara Imam atau Ustadz lebih luas dalam cakupan konseling agama dan spiritual.