Pekerjaan ini melibatkan pengumpulan dan analisis bukti fisik dari tempat kejadian perkara untuk membantu mengidentifikasi korban dan pelaku kriminal.
Tugas-tugas utama meliputi melakukan ekskavasi dan analisis forensik terhadap sisa-sisa manusia, seperti tulang, gigi, dan DNA untuk membantu mengidentifikasi korban.
Pekerjaan ini juga melibatkan kerja sama dengan aparat penegak hukum dalam menyusun laporan forensik dan memberikan kesaksian di pengadilan.
Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan Peneliti Antropologi Forensik adalah seseorang yang memiliki pengetahuan mendalam dalam bidang antropologi dan forensik, serta kemampuan analisis yang tajam, akan cocok dengan pekerjaan Peneliti Antropologi Forensik.
Dalam pekerjaan ini, seorang kandidat juga harus memiliki ketekunan, ketelitian, dan kemampuan riset yang kuat untuk dapat menemukan bukti-bukti yang relevan dalam kasus forensik.
Jika kamu tidak tertarik dengan sains, sulit untuk bekerja secara mandiri, dan tidak memiliki ketekunan untuk melakukan analisis mendalam, kemungkinan kamu akan tidak cocok dengan pekerjaan ini.
Miskonsepsi tentang profesi Peneliti Antropologi Forensik adalah bahwa mereka hanya bekerja di laboratorium dan tidak berhubungan langsung dengan kasus kriminal. Padahal, pekerjaan mereka juga melibatkan pengumpulan data di lapangan dan bekerjasama dengan penegak hukum.
Ekspektasi yang salah tentang profesi ini adalah bahwa Peneliti Antropologi Forensik dapat dengan cepat dan mudah mengidentifikasi seseorang hanya berdasarkan sisa-sisa tulang belulang. Padahal, proses identifikasi diperlukan analisis yang mendalam dan seringkali memakan waktu cukup lama.
Perbedaan dengan profesi yang mirip, seperti ahli forensik biasa, adalah bahwa Peneliti Antropologi Forensik memiliki pengetahuan lebih khusus tentang anatomi tubuh manusia, antropologi fisik, dan metode analisis tulang belulang. Mereka juga lebih fokus pada pemahaman budaya dan konteks sosial yang terkait dengan sisa-sisa manusia yang ditemukan.