Pekerjaan di bidang psikolog penegakan hukum adalah mempelajari dan menganalisis perilaku individu terkait kejahatan dan sistem keadilan.
Tugas utama meliputi melakukan evaluasi dan diagnosa terhadap terdakwa atau pelaku kejahatan, memberikan pendapat ahli dalam pengadilan, serta memberikan rekomendasi terkait pemulihan dan pembetulan perilaku.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan penelitian dan pengembangan metode psikologis untuk mendukung penyelidikan kriminal dan pemulihan sosial bagi pelaku kejahatan.
Seorang psikolog penegakan hukum harus memiliki pemahaman yang kuat tentang hukum dan sistem peradilan, serta kemampuan analisis yang tajam dalam menganalisis perilaku pelaku kejahatan.
Selain itu, kepribadian yang tenang, empati, dan profesional juga penting, karena akan sering berinteraksi dengan individu yang terlibat dalam sistem peradilan.
Jika kamu tidak memiliki kemampuan empati yang tinggi, sulit mengendalikan emosi, dan tidak dapat bekerja dengan orang yang sedang mengalami masalah mental, kemungkinan kamu tidak cocok dengan pekerjaan ini.
Miskonsepsi tentang profesi psikolog penegakan hukum adalah bahwa mereka hanya bekerja sebagai "profilers" atau ahli analisis kriminalistik. Padahal, pekerjaan sebenarnya melibatkan evaluasi psikologis yang lebih luas dalam proses penegakan hukum.
Ekspektasi yang tidak realistis tentang psikolog penegakan hukum adalah bahwa mereka dapat mengungkap kebenaran dengan cepat atau membaca pikiran tersangka. Secara faktual, pekerjaan mereka melibatkan metode ilmiah dan analisa psikologis yang jauh lebih kompleks.
Perbedaan utama antara profesi psikolog penegakan hukum dan profesi psikolog forensik adalah bidang fokusnya. Psikolog forensik terutama berfokus pada penilaian dan perlindungan terhadap korban, sementara psikolog penegakan hukum lebih terlibat dalam analisis dan pendukung dalam investigasi kriminal.