Pekerjaan psikolog pertahanan dan keamanan melibatkan analisis dan evaluasi psikologis dalam konteks keamanan nasional dan pertahanan.
Tugas utamanya adalah mengidentifikasi faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku individu dan kelompok dalam situasi keamanan dan pertahanan.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan penilaian terhadap tingkat kesiapan dan kesejahteraan mental personel keamanan serta pengembangan program psikologis untuk meningkatkan ketahanan mental dalam tugas-tugas keamanan.
Seorang yang pandai mengamati dan menganalisis perilaku manusia serta memiliki kepribadian yang empatik akan cocok untuk menjadi seorang Psikolog Pertahanan dan Keamanan.
Selain itu, seorang kandidat juga harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang krisis dan trauma serta memiliki keterampilan komunikasi yang kuat dalam membantu individu atau kelompok yang mengalami kondisi sulit.
Orang yang tidak cocok dengan pekerjaan ini adalah mereka yang tidak memiliki empati yang tinggi, sulit beradaptasi dengan situasi yang tidak terduga, dan memiliki kesulitan dalam mengontrol emosi.
Miskonsepsi tentang profesi Psikolog Pertahanan dan Keamanan adalah bahwa mereka hanya bekerja di lingkungan militer. Padahal, mereka juga dapat bekerja di sektor keamanan publik, organisasi internasional, atau perusahaan swasta.
Ekspektasi yang salah mengenai profesi ini adalah bahwa mereka hanya bertugas menyediakan "protes" untuk personel keamanan. Padahal, peran seorang psikolog dalam pertahanan dan keamanan adalah lebih luas, seperti memberikan dukungan mental, melakukan penilaian risiko, dan memberikan konseling.
Perbedaan dengan profesi yang mirip, misalnya Psikolog Klinis, adalah bahwa Psikolog Pertahanan dan Keamanan memiliki pengetahuan khusus tentang isu-isu keamanan dan aspek psikologis dalam situasi konflik. Mereka juga harus lebih terlatih dalam merancang program psikologi keamanan dan bekerja dengan personel militer atau keamanan.