Pekerjaan sebagai ahli kebijakan luar negeri melibatkan analisis dan penelitian tentang situasi politik, ekonomi, dan sosial di negara-negara lain.
Tugas utama meliputi memberikan rekomendasi dan saran kepada pemerintah dalam hal kebijakan luar negeri, seperti hubungan bilateral, perdagangan, keamanan, dan diplomatik.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan kerjasama dengan diplomat dan perwakilan negara lain, serta mengikuti konferensi internasional untuk memperdalam pengetahuan tentang kebijakan luar negeri.
Seorang ahli kebijakan luar negeri yang cocok adalah seseorang yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang hubungan internasional, mampu menganalisa situasi politik dan ekonomi secara global, serta memiliki keterampilan diplomasi yang kuat.
Jika kamu tidak memiliki minat dalam hubungan internasional, kurang memiliki pengetahuan tentang politik global, dan tidak memiliki kemampuan diplomasi, maka kamu tidak cocok menjadi ahli kebijakan luar negeri.
Miskonsepsi tentang profesi Ahli Kebijakan Luar Negeri adalah bahwa mereka hanya bekerja di kedutaan besar dan bertugas menghadiri acara sosial, padahal sebenarnya mereka harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang politik dan hubungan internasional.
Ekspektasi banyak orang adalah Ahli Kebijakan Luar Negeri akan memiliki kekuasaan besar dalam menentukan kebijakan negara, tetapi kenyataannya mereka lebih berperan sebagai penasihat dan analis di balik kebijakan yang dibuat oleh pemimpin negara.
Perbedaan dengan profesi yang mirip, seperti diplomat, adalah bahwa Ahli Kebijakan Luar Negeri lebih fokus pada penyusunan kebijakan, sementara diplomat lebih fokus pada implementasi kebijakan dan menjaga hubungan diplomatik antara negara-negara.