mempelajari, mencegah, dan mengelola penyakit pernapasan.
Tugas utama meliputi melakukan riset, mengumpulkan data, dan menganalisis faktor-faktor yang berkontribusi terhadap penyakit pernapasan.
Selain itu, ahli kesehatan masyarakat di bidang pulmonologi juga dapat melakukan kegiatan edukasi serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara menjaga kesehatan paru-paru dan mengurangi risiko penyakit pernapasan.
Seorang ahli kesehatan masyarakat di bidang pulmonologi harus memiliki pengetahuan mendalam tentang penyakit pernapasan, memiliki keterampilan dalam analisis data kesehatan masyarakat, serta mampu mengkomunikasikan informasi kesehatan secara efektif kepada masyarakat luas.
Orang yang tidak cocok dengan pekerjaan ini adalah mereka yang tidak memiliki minat atau pengetahuan yang cukup dalam bidang kesehatan masyarakat, terutama dalam hal pulmonologi atau kesehatan paru-paru.
Miskonsepsi tentang profesi Ahli Kesehatan Masyarakat di bidang pulmonologi adalah mereka hanya bekerja di rumah sakit atau klinik. Padahal, mereka juga terlibat dalam kegiatan penelitian, edukasi masyarakat, serta pengembangan kebijakan kesehatan terkait penyakit paru-paru.
Ekspektasi terhadap Ahli Kesehatan Masyarakat di bidang pulmonologi seringkali melibatkan langsung dalam penanganan pasien. Namun, realitanya adalah mereka lebih berperan dalam mencegah dan mengendalikan penyakit paru-paru di tingkat populasi, dengan fokus pada upaya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
Perbedaan dengan profesi yang mirip, seperti dokter spesialis paru-paru, adalah Ahli Kesehatan Masyarakat di bidang pulmonologi lebih fokus pada populasi daripada individu. Mereka bekerja untuk meningkatkan kesehatan seluruh masyarakat, sedangkan dokter spesialis paru-paru berfokus pada diagnosis dan penanganan langsung penyakit paru-paru pada pasien individu.