Pekerjaan sebagai Kepala laboratorium arkeologi melibatkan pengelolaan dan pengawasan kegiatan di laboratorium arkeologi.
Tugas utama meliputi mengatur dan mengawasi penelitian dan analisis benda-benda arkeologi yang telah dikumpulkan, termasuk pengolahan dan interpretasi data.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan koordinasi dengan tim arkeolog, konservator, dan pihak terkait lainnya, serta pembuatan laporan hasil penelitian arkeologi.
Seorang kepala laboratorium arkeologi yang cocok adalah seseorang yang memiliki pengetahuan mendalam tentang arkeologi dan teknik laboratorium, memiliki kemampuan analitis yang kuat, dan mampu mengatur serta mengelola berbagai jenis sampel dan data arkeologis secara efisien.
Selain itu, kepala laboratorium arkeologi juga harus memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik, dapat bekerja dengan tim multidisiplin, dan memiliki integritas tinggi dalam mengelola dan melindungi artefak dan bahan arkeologis yang berharga.
Seseorang yang tidak tertarik dengan penelitian dan tidak memiliki kemampuan mengatur dan mengorganisir informasi dengan baik tidak cocok untuk menjadi kepala laboratorium arkeologi.
Miskonsepsi tentang profesi Kepala laboratorium arkeologi adalah bahwa mereka hanya melakukan penggalian dan menemukan artefak bersejarah, padahal sebenarnya mereka juga bertanggung jawab untuk menganalisis data dan mengkoordinasikan penelitian berbagai tim.
Ekspektasi terhadap Kepala laboratorium arkeologi seringkali mengira mereka bisa menemukan harta karun atau benda-benda langka dengan mudah, namun realitanya proses pencarian dan penggalian memakan waktu, tenaga, dan sering kali tidak menemukan hal yang spektakuler.
Jika dibandingkan dengan profesi yang mirip seperti Arkeolog, perbedaan utamanya terletak pada tanggung jawab mereka. Kepala laboratorium arkeologi bertanggung jawab dalam proses analisis dan penelitian lebih mendalam terhadap artefak, sementara arkeolog lebih fokus pada penggalian dan dokumentasi.