Pekerjaan sebagai mediator atau penengah konflik keluarga melibatkan membantu keluarga yang sedang mengalami konflik atau pertikaian untuk mencapai solusi yang adil dan harmonis.
Tugas utama meliputi mendengarkan semua pihak yang terlibat, menganalisis masalah yang terjadi, dan mencari solusi yang dapat diterima oleh semua anggota keluarga.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan penggunaan teknik komunikasi dan negosiasi yang efektif, serta kemampuan untuk membangun hubungan yang baik dengan semua anggota keluarga untuk mencapai perdamaian dan kesepakatan yang baik.
Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan Mediator atau penengah konflik keluarga adalah seseorang yang memiliki pemahaman yang baik tentang dinamika keluarga, memiliki keterampilan dalam berkomunikasi secara efektif, serta dapat mempertahankan netralitas di tengah-tengah konflik.
Kemampuan untuk menganalisis masalah dengan objektif, empati yang tinggi, dan kemampuan dalam menciptakan suasana yang harmonis juga sangat penting dalam pekerjaan ini.
Jika kamu tidak memiliki keterampilan komunikasi yang baik, sulit menahan diri dari ikut campur dalam masalah, dan tidak dapat mengelola emosi dengan baik, kemungkinan kamu tidak cocok menjadi mediator atau penengah konflik keluarga.
Salah satu miskonsepsi tentang profesi Mediator adalah ekspektasi bahwa mereka akan dapat dengan cepat dan mudah menyelesaikan semua konflik keluarga. Padahal, kenyataannya, penyelesaian konflik membutuhkan waktu, kerjasama, dan komunikasi yang efektif dari semua pihak terlibat.
Seiring dengan miskonsepsi pertama, banyak yang berpikir bahwa seorang Mediator memiliki kekuatan magis untuk memulihkan hubungan yang retak dalam keluarga. Namun, kenyataannya, peran seorang Mediator hanyalah membantu para pihak menemukan titik temu dan solusi yang adil bagi semua pihak, tetapi bukan untuk memaksakan perubahan atau memperbaiki hubungan yang rusak.
Perbedaan antara profesi Mediator dengan profesi konselor atau terapis keluarga adalah dalam pendekatan yang digunakan. Mediator fokus pada penyelesaian sengketa dan perumusan kesepakatan antara pihak yang berkonflik, sementara konselor atau terapis keluarga lebih berfokus pada aspek emosional dan psikologis dari konflik keluarga serta membantu mendorong pertumbuhan dan pemulihan individu dan hubungan keluarga.