Pekerjaan sebagai penasihat etika melibatkan memberikan nasihat dan panduan mengenai masalah etika kepada individu, organisasi, atau institusi.
Tugas utama meliputi mengevaluasi situasi moral, menganalisis konflik nilai, dan memberikan saran mengenai tindakan yang sesuai dengan prinsip-prinsip etika.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan menyusun kebijakan etika, memberikan pelatihan kepada individu atau kelompok, serta berpartisipasi dalam diskusi dan debat mengenai isu-isu moral.
Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan Penasihat Etika adalah orang yang memiliki integritas tinggi, memiliki pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai moral dan etika, serta memiliki keahlian dalam memberikan nasihat yang objektif dan berdasarkan prinsip-prinsip etika.
Kemampuan komunikasi yang baik dan kepekaan terhadap isu-isu sosial dan budaya juga sangat penting dalam peran ini.
Jika kamu adalah seseorang yang tidak memiliki prinsip moral yang kuat, tidak dapat mempertimbangkan berbagai sudut pandang, dan tidak sensitif terhadap masalah etika, maka kamu tidak cocok menjadi seorang Penasihat Etika.
Miskonsepsi tentang profesi Penasihat Etika adalah bahwa mereka hanya memberikan nasihat moral secara teoritis, padahal sebenarnya mereka juga terlibat dalam penerapan etika dalam praktek kehidupan sehari-hari.
Ekspektasi tentang Penasihat Etika seringkali lebih tinggi daripada realitasnya, karena sering diharapkan bahwa mereka akan dapat memecahkan semua dilema etika dengan sempurna, padahal kenyataannya mereka juga memiliki keterbatasan dan tidak selalu memiliki jawaban definitif.
Perbedaan dengan profesi yang mirip, seperti konselor atau psikolog, adalah Penasihat Etika lebih fokus pada prinsip-prinsip etika yang berkaitan dengan keputusan dan tindakan manusia, sedangkan konselor atau psikolog lebih fokus pada kesehatan mental dan emosional seseorang.