Melakukan kegiatan advokasi dan penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan hak-hak mereka.
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program-program yang telah dilaksanakan oleh LSM, serta membuat laporan kegiatan secara berkala.
Berpartisipasi dalam diskusi dan pertemuan dengan pihak terkait, seperti pemerintah dan lembaga lainnya, untuk mencari solusi dan mendapatkan dukungan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Seorang yang bersedia mengabdikan diri untuk membantu masyarakat dan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap isu-isu sosial dan keadilan akan cocok menjadi seorang pengurus LSM.
Kemampuan organisasi yang baik, komunikasi yang efektif, dan kemampuan dalam membangun jaringan dengan pihak-pihak terkait juga sangat diperlukan dalam pekerjaan ini.
Jika kamu tidak memiliki rasa empati yang tinggi, kurang peduli dengan isu sosial, dan tidak memiliki motivasi untuk membantu orang lain, maka kamu tidak cocok menjadi pengurus LSM.
Miskonsepsi tentang pengurus LSM adalah bahwa mereka diharapkan selalu bekerja tanpa upah dan tanpa kepentingan pribadi, padahal kenyataannya mereka juga membutuhkan kehidupan yang layak dan memiliki kepentingan pribadi seperti pekerjaan lainnya.
Salah satu ekspektasi tentang pengurus LSM adalah bahwa mereka akan selalu berurusan dengan isu-isu besar dan terlibat dalam kegiatan yang mendapat perhatian nasional, padahal sebagian besar tugas mereka adalah bekerja di tingkat lokal untuk menyelesaikan masalah-masalah kecil yang ada di masyarakat.
Perbedaan utama antara pengurus LSM dan profesi yang mirip adalah bahwa pengurus LSM berfokus pada kepentingan masyarakat dan berjuang untuk keadilan sosial, sementara profesi lain seperti politisi atau pekerja sosial memiliki tujuan dan tanggung jawab yang lebih luas serta dibatasi oleh kebijakan pemerintah.