Penyelidik Gender Dan Seksualitas

  Profil Profesi

Pekerjaan sebagai penyelidik gender dan seksualitas melibatkan penelitian dan analisis dalam bidang studi gender dan seksualitas.

Tugas utama meliputi mengumpulkan data, melakukan wawancara, dan menganalisis informasi untuk memahami isu-isu terkait gender dan seksualitas dalam masyarakat.

Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan penyusunan laporan penelitian dan memberikan rekomendasi kebijakan untuk mempromosikan kesetaraan gender dan pengetahuan tentang seksualitas yang inklusif.

Apa saya cocok bekerja sebagai Penyelidik Gender dan Seksualitas?

Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan Penyelidik Gender dan Seksualitas adalah seseorang yang memiliki pemahaman mendalam tentang isu-isu gender dan seksualitas, peka terhadap perbedaan dan keragaman, serta memiliki kemampuan analisis yang kuat.

Dalam pekerjaan ini, seorang kandidat juga perlu memiliki keterampilan interaksi sosial yang baik, sensitivitas terhadap masalah-masalah yang sensitif, serta integritas dan ketelitian dalam mengumpulkan dan menyajikan data.

Seseorang yang tidak memiliki minat atau pemahaman yang cukup dalam isu-isu gender dan seksualitas kemungkinan tidak cocok untuk menjadi seorang penyelidik gender dan seksualitas.

Konsep, ekspektasi dan realita

Miskonsepsi tentang profesi Penyelidik Gender dan Seksualitas adalah bahwa mereka hanya melakukan penelitian tentang isu-isu LGBTQ+. Realitanya, mereka juga melakukan penelitian tentang peran gender dalam masyarakat, stereotip seksualitas, dan dampaknya terhadap individu dan komunitas.

Ekspektasi yang salah tentang profesi ini adalah bahwa mereka hanya bekerja dalam lingkup akademik. Namun, sebenarnya mereka juga dapat bekerja di organisasi non-pemerintah, lembaga penelitian, atau lembaga swadaya masyarakat untuk mengadvokasi hak-hak LGBTQ+ dan mendorong kesetaraan gender.

Perbedaan dengan profesi serupa, seperti Konsultan Gender, adalah bahwa Penyelidik Gender dan Seksualitas lebih fokus pada penelitian ilmiah dan pengembangan teori, sementara Konsultan Gender lebih fokus pada penerapan konsep-konsep gender dan seksualitas dalam konteks praktis, seperti perencanaan kebijakan atau program pendidikan.

Jurusan Kuliah yang Mendukung

Studi Gender
Studi Seksualitas
Psikologi
Sosiologi
Antropologi
Ilmu Politik
Komunikasi
Ilmu Hukum
Kajian Budaya
Pekerjaan Sosial

Contoh perusahaan atau institusi yang membutuhkan

Yayasan Kesehatan Reproduksi Indonesia (YKRI)
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Amnesty International Indonesia
Komnas Perempuan (Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan)
Pusat Studi Wanita Universitas Indonesia (PSW UI)
Lembaga Survei Indonesia (LSI)
BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional)
Universitas Indonesia (Fakultas Psikologi atau Sosiologi)
Wahid Foundation (Lembaga Kajian, Pendidikan, dan Dakwah Islam)
Yayasan Jurnal Perempuan