Pekerjaan sebagai Kepala Divisi Pendidikan Khusus melibatkan pengelolaan dan pengawasan program pendidikan khusus untuk siswa dengan kebutuhan khusus.
Tugas utama meliputi perencanaan dan pengembangan kurikulum pendidikan khusus, pemantauan dan evaluasi kegiatan pembelajaran, serta pembinaan guru dan tenaga pendidik lainnya.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan kolaborasi dengan orang tua siswa dan tim multidisiplin untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan mendukung perkembangan optimal siswa dengan kebutuhan khusus.
Seorang kepala divisi pendidikan khusus yang ideal adalah seseorang yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang pendidikan inklusif dan kebutuhan khusus siswa.
Selain itu, mereka juga harus memiliki kemampuan kepemimpinan yang kuat, mampu bekerja secara kolaboratif dengan tim, dan memiliki pengalaman dalam mengelola program pendidikan khusus.
Orang yang tidak memiliki pemahaman yang baik tentang kebutuhan dan tantangan siswa dengan kebutuhan khusus serta kurang memiliki kemampuan untuk mengelola program pendidikan inklusif mungkin tidak cocok untuk menjadi Kepala Divisi Pendidikan Khusus.
Miskonsepsi tentang profesi Kepala Divisi Pendidikan Khusus adalah bahwa mereka hanya bertanggung jawab untuk menyusun kurikulum dan mengawasi guru-guru pendidikan khusus, padahal sebenarnya mereka juga harus melibatkan diri dalam pemantauan dan evaluasi kemajuan siswa dan peningkatan program pendidikan khusus.
Ekspektasi yang sering salah tentang Kepala Divisi Pendidikan Khusus adalah bahwa mereka memiliki waktu luang yang banyak karena tugas utama mereka adalah mengelola program pendidikan khusus. Namun, realitanya mereka juga harus menghadapi tugas administratif, seperti mengelola anggaran, kebijakan, dan membuat laporan.
Perbedaan utama antara profesi Kepala Divisi Pendidikan Khusus dan Kepala Sekolah adalah fokus mereka. Kepala Divisi Pendidikan Khusus lebih fokus pada pengembangan program pendidikan khusus dan memastikan adanya layanan yang tepat untuk siswa dengan kebutuhan khusus. Sedangkan, Kepala Sekolah lebih fokus pada pengelolaan keseluruhan sekolah dan mencakup semua aspek, termasuk program pendidikan reguler.