Pekerjaan sebagai pengajar Pendidikan Agama Kristen di lembaga non-formal adalah mengajar dan mendidik peserta didik tentang nilai-nilai agama Kristen.
Tugas utama meliputi menyusun kurikulum, menyampaikan materi pelajaran, serta mendampingi dan memberi arahan kepada peserta didik dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama Kristen.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan mengkoordinasikan dengan pihak lembaga dan orang tua peserta didik untuk memastikan kelancaran proses pembelajaran dan perkembangan spiritual peserta didik.
Orang yang cocok untuk menjadi Pengajar Pendidikan Agama Kristen di lembaga non-formal adalah seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik tentang agama Kristen, memiliki kemampuan komunikasi yang baik dalam menyampaikan materi, dan memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas mengajar.
Di samping itu, seorang pengajar juga harus memiliki kepedulian terhadap para peserta didik, mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman, dan memiliki kemampuan mengelola kelas dengan baik.
Orang yang tidak cocok dengan pekerjaan ini adalah mereka yang tidak memiliki pengetahuan mendalam tentang agama Kristen dan kurang memiliki minat dalam mengajar dan membimbing dalam konteks agama.
Salah satu miskonsepsi tentang profesi Pengajar Pendidikan Agama Kristen di lembaga non-formal adalah bahwa mereka hanya bertugas mengajar materi keagamaan dengan fokus pada aspek teologi, padahal sebenarnya tugas mereka juga melibatkan pendidikan nilai-nilai moral dan pembentukan karakter siswa.
Ada juga miskonsepsi bahwa pengajar PAI di lembaga non-formal hanya bertanggung jawab memberikan kuliah dan tidak terlibat dalam pembinaan jemaat dan kegiatan keagamaan lainnya, padahal kenyataannya mereka juga berperan dalam pengawasan kegiatan rohani dan penyelenggaraan acara keagamaan.
Perbedaan dengan profesi yang mirip, seperti katekis atau pembimbing spiritual, adalah bahwa Pengajar Pendidikan Agama Kristen di lembaga non-formal lebih fokus pada pendidikan formal dan non-formal seperti dalam sistem pendidikan formal, sedangkan katekis atau pembimbing spiritual cenderung lebih terlibat dalam pendampingan rohani individu atau kelompok.