Pekerjaan sebagai konselor gender melibatkan memberikan dukungan psikologis dan sosial kepada individu yang mengalami permasalahan gender.
Tugas utama meliputi melakukan konseling individu dan kelompok, serta memberikan edukasi tentang isu-isu gender kepada masyarakat.
Selain itu, konselor gender juga berperan dalam advokasi dan menggiatkan kesadaran tentang pentingnya kesetaraan gender dan perlindungan terhadap hak-hak individu berdasarkan identitas gender mereka.
Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan Konselor Gender adalah seseorang yang memiliki pemahaman mendalam tentang isu-isu gender, memiliki empati dan kepekaan terhadap pengalaman individu, serta memiliki keterampilan mendengarkan dan komunikasi yang baik. SMereka juga harus memiliki keahlian dalam membantu klien menganalisis peran gender dan menjalani perubahan sosial yang dibutuhkan.
Jika kamu tidak sensitif terhadap isu-isu gender, tidak mampu memberikan dukungan emosional yang tepat, dan tidak memiliki rasa empati yang kuat, kemungkinan kamu tidak cocok dengan pekerjaan sebagai Konselor Gender.
Miskonsepsi tentang profesi Konselor Gender adalah bahwa mereka hanya bekerja dengan kelompok LGBT saja, padahal mereka juga membantu individu lain yang mengalami masalah identitas gender.
Ekspektasi yang tidak akurat tentang Konselor Gender adalah bahwa mereka dapat "mengubah" orientasi seksual seseorang, padahal sebenarnya mereka bertujuan untuk memberikan pemahaman, dukungan, dan bimbingan kepada individu yang mengalami kesulitan dalam memahami jati diri gender mereka.
Perbedaan antara profesi Konselor Gender dan Konselor Perkawinan dan Keluarga adalah bahwa Konselor Gender fokus pada masalah identitas gender dan seksualitas, sedangkan Konselor Perkawinan dan Keluarga berfokus pada masalah perkawinan, keluarga, dan relasi antar pribadi dalam konteks keluarga.